Makassar, CNN Indonesia —
Sebanyak 42 anak mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan tambahan pencegah stunting di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Senin (6/5).
Pemberian makanan tambahan (PMT) itu merupakan bagian program pencegahan stunting dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Majene.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, Asran Hasdi mengatakan program PMT dari BKKBN Provinsi Sulbar itu dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Majene, salah satunya di Kecamatan Pamboang.
“Targetnya 100 balita yang mendapatkan makanan tambahan, tapi ternyata 42 balita setelah mendapat makanan tambahan mengalami gejala muntah-muntah,” kata Asran, Selasa (7/5).
Dia menerangkan makanan tambahan yang diberikan kepada 42 balita itu berupa bubur, bukan makanan dalam bentuk kemasan.
“Sampelnya kita sudah siapkan, kita sudah serahkan ke BPOM, kita akan lihat apakah memang sumbernya dari situ atau ada unsur-unsur yang lainnya,” kata dia.
Saat ini sebanyak 42 balita telah mendapatkan perawatan medis baik di puskesmas maupun di rumah sakit.
“40 anak dirawat di puskesmas dan 2 dirujuk ke RS Majene. Kemudian dari 40 anak ini ada 36 orang pagi tadi sudah pulih,” ujarnya.
Stunting menjadi salah satu PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Pemerintah menargetkan kasus stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada 2024. Namun belakangan target itu akan dievaluasi karena dinilai terlalu ambisius.
Presiden Joko Widodo mengakui target menurunkan kasus stunting menjadi 14 persen pada 2024 tidak mudah. Menurut catatannya, angka stunting di Indonesia pada akhir 2023 masih berada di angka 21,5 persen.
“Seharusnya kita mencapai paling tidak tahun ini 14 persen, tapi saya hitung-hitung ternyata juga enggak mudah. Tapi enggak tahu kalau dalam kesempatan setahun ini bisa capai 14 persen karena ini pekerjaan yang harus terintegrasi,” kata Jokowi di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4).
(mir/pmg)