Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah pihak menggelar pertemuan untuk membahas dugaan penggerudukan warga terhadap sekelompok mahasiswa yang menggelar ibadah Doa Rosario. Kegiatan itu digelar di Kantor Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Senin (6/5).

“Kita kumpul, semua aparat berkumpul yang berkepentingan dari RT, RW, lurah, camat, kapolsek, semuanya kita berkumpul,” kata Kasubag TU Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Asep Azis Masser saat ditemui di kantor Kelurahan Babakan, Senin.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) sebagai anak kandung Kementerian Agama, kemudian juga tokoh masyarakat, organisasi keagamaan,” kata dia.

Asep menjelaskan informasi mengenai adanya penolakan beragama itu tidak benar.

Ia menilai Doa Rosario merupakan kegiatan yang baik. Namun, juga harus memperhatikan hal-hal lain, seperti etika.

“Kan ini kegiatannya baik sebetulnya, hanya yang tinggal itu masalah nya tenggang rasa, pemilihan jamnya, kegiatan berlangsung, suara diatur sedemikian rupa. Kemudian kita juga harus paham sedekat apa antara lokasi kegiatan di sekitarnya. Dan sekitarnya orang beragama apa? Jadi tenggang rasa ini,” ucapnya.

Asep menegaskan kegiatan doa ini boleh dilanjutkan, asal tidak membuat gaduh.

Selain itu, ia menyarankan para mahasiswa itu mencari tempat lain. Namun, hal itu tidak menjadi alasan adanya larangan kegiatan beragama.

“Bukan beragamanya yang dilarang atau yang diangkat. Bukan. Ini etika sosialnya. Makanya harus diperhatikan itu,” kata Asep.

Menurut Asep, keributan serupa baru pertama kali terjadi di lingkungan ini. Ia mengklaim pertemuan itu berbuah perdamaian.

“Kita sudah satu suara, bahwa semua ini kita menjadi damai lagi, kembali hidup berdampingan lagi,” ucapnya.

Sementara pegiat agama Katolik, Hesti, menyebut tidak ada korban yang hadir dalam pertemuan itu. Ia pun menyayangkan hal tersebut.

“Secara administrasi, mungkin kita namanya memaafkan ya, memaafkan. Tapi kalau secara hukum, proses hukum tetap berjalan,” kata Hesti diwawancara di lokasi yang sama.

Dihubungi terpisah, Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya membenarkan ketidakhadiran para mahasiswa dalam pertemuan itu.

“Mahasiswa sudah kami usahakan untuk hadir tapi sedang UTS jadi tidak bisa hadir. Mereka diwakili oleh FKUB dan Kemenag,” kata Dhady kepada CNNIndonesia.com.

Dugaan penggerudukan itu jadi sorotan publik setelah sebuah video amatir yang merekam peristiwa tersebut viral di media sosial.

Salah satunya akun media sosial yang mengunggah adalah akun media sosial X @KatolikG. Pada video yang diunggah terlihat aksi keributan yang terjadi di lokasi kejadian.

“Tadi malam mahasiswa Katolik Universitas Pamulang berkumpul di Sebuah rumah di Victor Serpong dan berdoa Rosario, tapi mereka digeruduk pak RT dan warga yg membawa sajam untuk membubarkan dan memukuli para mahasiswa yang sedang berdoa… Beruntung tidak Ada korban jiwa,” demikian keterangan dalam video itu.

(pop/tsa)

[Gambas:Video CNN]





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *