Jakarta, CNN Indonesia —
Polda Lampung mengklarifikasi video viral yang mengklaim ada razia kosmetik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Lampung Tengah.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadilah Astutik menyebut apa yang viral di X tidak sesuai kejadian asli. Ia mengklaim tak ada razia kosmetik, melainkan edukasi kepada para siswi di SMPN 1 Seputih Agung, Lampung Tengah.
Mereka mengamini kehadiran petugas Bhabinkamtibmas Bripka Eko Purwanto di sekolah tersebut. Namun, Umi menegaskan Eko hanya menjadi pembina upacara, sesuai permintaan langsung wakil kepala kesiswaan sekolah tersebut.
Saat upacara, Eko sempat menegur barisan pelajar yang mengobrol. Ia kemudian mempertanyakan keberadaan siswi di sekolah yang berdandan berlebihan alias menor.
“Jadi, anggota ini setelah upacara berinisiatif masuk ke kelas yang disebut terdapat siswi yang berdandan berlebihan. Kebetulan saat itu belum ada guru pengajar atau jam kosong. Didampingi wali kelas, Pak Eko meminta izin untuk menyapa adik-adik di kelas tersebut,” jelas Kombes Pol Umi dalam keterangan resmi, Sabtu (4/5).
Polda Lampung bahkan menyebut safari Eko ke kelas-kelas di SMPN 1 Seputih dilakukan sembari bergurau. Mereka menegaskan apa yang dilakukan Bripka Eko intinya adalah membina dan memberi nasihat untuk para siswi.
Eko disebut mengedukasi para siswi yang membawa alat kecantikan, meliputi bahaya perundungan, pelecehan seksual, dan pornografi. Ini dilakukan sebagai upaya antisipasi kasus kekerasan anak, pelecehan, dan lain-lain.
“Jadi ini bukan razia, tapi sebatas pemeriksaan dan memberikan edukasi oleh Bhabinkamtibmas kepada para siswa,” tegas Polda Lampung.
Umi menyebut kosmetik tersebut langsung dikembalikan kepada masing-masing pemiliknya.
Polda Lampung juga menekankan apa yang viral di media sosial merupakan potongan dari sejumlah video. Mereka menganggap ada tambahan narasi yang tidak sesuai fakta.
“Lebih bijaklah dalam menggunakan dan memanfaatkan sosial media. Mari kita tetap bekerja sama menjaga situasi kamtibmas di Lampung,” tutup Umi.
(skt/agt)